Women’s March Jakarta diinisiasi oleh Lintas Feminis Jakarta sebagai perayaan perempuan dan sekutunya. Women’s March Jakarta pertama diadakan pertama kali pada tahun 2017 dan dilanjutkan secara tahunan sejak itu. Dari hanya 400 peserta pada tahun 2017, sekarang lebih dari 8.000 orang mengikuti Women’s March Jakarta tiap tahun.
Pada perkembangannya, Women’s March Jakarta menjadi gerakan aksi kelompok perempuan dan kelompok rentan seperti kelompok minoritas gender dan seksual, pekerja rumah tangga, buruh migran, masyarakat adat, dan kelompok-kelompok lain untuk menuntut perubahan kebijakan yang berdampak pada kelompok perempuan dan rentan.
Women’s March Jakarta menyoroti kebijakan dan peraturan yang sangat perlu disahkan, seperti RUU PKS, RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga, dan RUU Masyarakat Adat. Sementara itu, peserta menolak peraturan dan kebijakan yang diskriminatif dan menindas seperti RKUHP, UU Cipta Kerja, dan RUU Ketahanan keluarga.
“Habis Gelap Terbitlah Terang” menjadi bacaan best-seller pada zamannya dan menjadi pintu gerbang kesadaran kemerdekaan dan kebangsaan. Gerakan kemerdekaan memicu munculnya sekolah – sekolah perempuan yang juga mengajarkan baca – tulis dan pengajaran perempuan sebagai manusia merdeka.